8 Langkah Pemecahan Masalah di Pabrik Otomotif (Back to Basic)

contoh pemecahan masalah dengan pendekatan sistem

Sebagai praktisi Lean, kita semua paham cara menyelesaikan permasalahan dan kita juga berpikir sudah mengerjakannya dengan baik. Tetapi kerapkali, dalam banyak persoalan kita tidak mengerjakannya dengan baik dan melakukan perbaikan yang bukanlah permasalahan sesungguhnya.

Di banyak organisasi, sistem pemecahan masalah terburu-buru, berfokus dengan mencari solusi paling cepat dan termudah dari pada solusi yang paling bernilai. Bila kita lihat misalnya di Toyota, mereka memakai sistem pemecahan masalah yang sistematis, dengan hati-hati dalam membingkai permasalahan, menemukan akar persoalan yang benar, dan memakai uji coba untuk menguji tindakan penanggulangan guna meyakinkan permasalahan selesai diperbaiki dalam 1x waktu dan untuk semua. Ini yaitu prinsip fundamental kesuksesan Toyota yang dipraktekkan oleh semua karyawan di semua level.

Mark Davies, Manajer Senior di Toyota Lean Management Centre UK seperti dilansir dari leanuk.org mengatakan kalau dalam sistem pemecahan masalah terdapat 8 langkah yang perlu diikuti, yaitu :

  1. Clarify the problem, kerjakan klarifikasi hingga permasalahan terlihat dengan jelas.
  2. Breakdown the problem, buat laporan rincian atas permasalahan yang ada.
  3. Set a target, tetapkan tujuan perbaikan seperti apa yang ingin diraih.
  4. Analyse the root cause, analisa akar penyebab permasalahannya.
  5. Develop countermeasures, membuat langkah penanggulangan atau perbaikan
  6. See countermeasures through, lihat seluruh langkah-langkah perbaikan
  7. Monitor the process and results, memonitor sistem dan hasil atas perbaikan yang dilakukan
  8. Standardise successful processes, kerjakan standarisasi pada sistem yang berhasil

Toyota menyadari kalau tahap 1 – 4 yaitu kunci untuk memastikan permasalahan dengan tepat. Permasalahan dapat jadi berantakan dan berbelit-belit hingga sering membuat tim kebingungan bahkan salah fokus. Langkah 1 dan 2 penting untuk mengurutkan data, kita bisa memakai Pareto untuk memecahkan permasalahan di sini. Dengan bertanya apa, kapan, dimana dan siapa akan membantu Anda menyoroti permasalahan utama yang perlu diatasi. Ini kemudian mempermudah Anda untuk mengambil keputusan target SMART. Tahap 4 dan identifikasi akar pemicu permasalahan bisa dikatakan bagian paling sulit untuk dieksekusi, Mark menjelaskan melalui sistem terinci kita harus beralih dari prioritas permasalahan ke kemungkinan penyebabnya langsung. Kekeliruan yang sering dilakukan yaitu melompat dan merumuskan kemungkinan pemicu permasalahan tanpa melakukan gemba dan mengkonfirmasi fakta. Disini pemicu langsung – pemicu permasalahan yang terobservasi – dan akar pemicu – pemicu akhir sebenarnya yang tengah kita coba indentifikasi – kerapkali membingungkan. Pakai “5 Whys”, tool sederhana yang sangat efisien membawa rantai kausalitas menuju akar pemicu permasalahan yang sesungguhnya.

Dari studi kasus ini, dasarnya yaitu bila kita sebagai praktisi Lean, tidak bisa memecahkan permasalahan dengan sistematis, bagaimana kita bisa mengharapkan untuk melatih dan memimpin orang lain untuk melakukan hal yang sama?