Makin bertambah pembangunan jalan dengan menggunakan jalan cor beton semen, jalan rusak kini banyak pula ditukar pada jalan beton semen. jalan cor beton semen dipandang memiliki kemampuan yang lebih bagus daripada pengerasan lentur (Aspal)
Sebetulnya apa perbedaan di antara kedua pengerasan ini?
Ketidaksamaan yang akar di antara kedua tipe perkerasan ini ialah bagaimana distribusi beban diteruskan ke subgrade.
Pengerasan kaku karena memiliki kekakuan dan stiffnes,akan memdistribusikan beban pada wilayah yang relatif luas pada subgrade, beton sendiri sisi khusus yang memikul beban sistematis.
Pengerasan lentur dibikin dgn material yang relatif kurang kaku, hingga tidak menebarkan beban sebagus pada beton, hingga membutuhkan tebal yang semakin besar untuk melanjutkan beban ke subgrade.
Factor yang diperhitungkan dalam disain pengerasan ialah kemampuan susunan beton, dengan argumen ini macam kecil pada subgrade memiliki dampak yang kecil pada kemampuan pengerasan memikul beban.
Ketidaksamaan lain jika pengerasan beton sediakan peluang beragam tektur, warna pengerasan, hingga secara asitektur lebih bagus.
Pada pengerasan kaku dengan memakai pelat beton, sisi yang paling tentukan kemampuan susunan pengerasan untuk meredam beban jalan raya pasti kemampuan dari beton yang dipakai. Tanah dasar cuman memberi dampak benar-benar kecil sebagai penyumbang kemampuan daya simpatisan sistematis dari pengerasan kaku
Susunan fondasi bawah bisa jadi dipakai pada pengerasan jalan cor beton tetapi ini ditujukan cuma untuk lantai kerja dan untuk drainase buat menahan berlangsungnya pumping
Mengapa menggunakan Pengerasan kaku ?
Tingkat kekakuan lumayan tinggi dibanding dengan pengerasan aspal, yakni 10 kali lipat (Ebeton semen = 40.000 MPa; Ebeton aspal = 4.000 MPa).
Plat beton dengan flexural strength 45 kg/cm2 (kurang lebih ekivalen dengan beton kualitas K-400) dengan tebal 25 cm bisa memuat sekitaran delapan juta ESAL (lumayan tinggi !)